MANFAAT BELAJAR PENCAK SILAT
A. Perspektif Manfaat Individual
Mendiskusikan nilai guna pencak silat dalam kehidupan sesungguhnya membicarakan masalah hubungan pencak silat dengan diri pribadi seseorang. Dalam perspektif ini, ragam dan bobot atas manfaat pencak silat amat ditentukan oleh cara pandang orang yang bersangkutan. Tergantung manfaat apa yang bisa diperoleh dari pencak silat dalam kehidupan masing-masing individu. Dengan demikian, tentu ragam nilai guna pencak silat jelas sangat banyak.
Toh demikian, bila kita menengok pada pemikiran Abraham Maslow dan mencoba memodifikasikanya, maka pencak silat memiliki relevansi yang kuat terhadap upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Di antaranya adalah pemenuhan untuk :
Mendiskusikan nilai guna pencak silat dalam kehidupan sesungguhnya membicarakan masalah hubungan pencak silat dengan diri pribadi seseorang. Dalam perspektif ini, ragam dan bobot atas manfaat pencak silat amat ditentukan oleh cara pandang orang yang bersangkutan. Tergantung manfaat apa yang bisa diperoleh dari pencak silat dalam kehidupan masing-masing individu. Dengan demikian, tentu ragam nilai guna pencak silat jelas sangat banyak.
Toh demikian, bila kita menengok pada pemikiran Abraham Maslow dan mencoba memodifikasikanya, maka pencak silat memiliki relevansi yang kuat terhadap upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Di antaranya adalah pemenuhan untuk :
- Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan fisiologis terhadap pangan, sandang dan papan mungkin secara langsung memang tidak bisa dipenuhi lewat pencak silat, Akan tetapi pencak silat dapat dipergunakan untuk menggapai banyak jenis pekerjaan bagi seseorang. Khususnya berbagai pekerjaan yang memiliki kaitan dengan ketrampilan seseorang dalam bela diri.
Misalnya saja pekerjaan sebagai satuan pengamanan, staf pengawalan ataupun debt collector. Melalui pekerjaan semacam itulah pencak silat secara tidak langsung mampu memenuhi beragam kebutuhan dasar manusia.
Begitu pula apa yang dialami, Suratmin, pemuda asal Takeran, Magetan Jawa Timur merupakan salah satuh contoh konkretnya. Jerih payah dan ketekunan untuk menguasai ketrampilan bela diri melalui sebuah Perguruan Pencak Silat Ki Ageng Pandan Alas (PA) selama beberapa tahun. telah memberikan pengalaman yang berarti dalam kehidupannya. Pekerjaan pertamanya sebagai anggota satuan keamanan di sebuah perusahaan otomotif ternama di bilangan Tanjung Priok Jakarta, justru diraihnya lantaran ketrampilan menguasai seni bela diri pencak silat. Dirinya merasa bersyukur, ketrampilan pencak silat ternyata menjadi salah satu senjata andalan dalam meraih pekerjaan.
Bahkan saat dicoba kemampuannya dalam mengunci lawan yang bersenjata tajam pun, dirinya berhasil mendemonstrasikannya dengan lancar. Untung, sudah saya persiapkan diri dengan baik, ujarnya polos sesaat dirinya dinyatakan lulus dari seleksi .
- Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman ini akan terpenuhi, salah satunya lewat penguasan ketrampilan bela diri pencak silat. Dengan menguasai berbagai ketrampilan dasar untuk menangkal ancaman secara fisik, tentu keyakinan diri akan kemampuan pribadi mengatasi persoalan dan tantangan kehidupan akan meningkat.
Begitu pula motivasi dari Masdarman, pedagang kelontong di daerah Jati, Kudus Jawa Tengah, yang sempat mengeluti pencak silat karena tuntutan rasa aman yang tinggi. Betapa tidak, saat itu dirinya bekerja sebagai tukang ojek yang mangkal di Terminal Bus Kudus dan memiliki jam operasional malam hari.
Dalam menjalankan profesinya, seringkali dia harus mengantarkan penumpang dengan tujuan luar kota dan terkadang harus melewati lingkungan yang rawan tindak kejahatan. Wah, kalau tidak siap secara fisik dan mental, ya jelas nggak berani! akuinya saat ngobrol di teras rumahnya beberapa waktu lalu.
Mantan anggota Satuan Keamanan Taman Safari Cisarua Bogor itu, juga menjelaskan bahwa tempaan dalam masa berlatih pencak silat telah membentuk karakter pribadinya yang tidak menghindar bila ada ancaman yang menghadang.
Tak heran bila lelaki bertubuh besar ini, pernah berduel sampai berdarah-darah dengan penjahat yang mencoba merampas sepeda motornya sehabis mengantar seorang penumpang di suatu malam. Bahkan dengan seorang diri berani melabrak segerombolan preman yang mengancam keselamatan jiwa salah satu anggota keluarganya.
Ketrampilan pencak silat yang dikuasainya, diajarkan secara informal oleh kakak kandungnya sendiri yang kebetulan telah diajari dan diwisuda oleh seorang pendekar sepuh yang merangkap guru mengaji di kampung.